Yuhuuuuu aku datang kembali, kali ini aku akan ngebahas mengenai bimbingan dan konseling anak, mari.................
A.
Pengertian
Bimbingan dan Konseling Anak
Menurut
Natawidjaja, ditinjau secara luas dan menyeluruh bimbingan adalah suatu proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara bersinambungan, supaya
individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan
dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai denagn tuntutan dan keadaan
sekolah, keluarga, dan masyarakat pada umumnya. Bimbingan secara umum dapat
diartikan sebagai bantuan. Namun pengertan yang sebenarnya, tidak semua bantuan
adlah bimbingan. Berdasarkan pasal 25, Peraturan Pemerintah No. 28/1990:
“Bimbingan merupakan bantuan yang diberiakan kepada anak dalm rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”.[1]
Menurut
W.S. Winkel, konseling merupakan serapan dari kata counselling yang dikaitkan dengan kata counsel, yang berarti nasihat (to
obtain counsel), anjuran (to give
counsel), atau pembicaraan (to take
counsel). Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin,
yaitu consilium yang berarti dengan
dan bersama yang dirangkai menerima atau memahami.[2]
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk anak, baik secara individual maupun
kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang dengan optimal dalam bidang
pengembangan kehidpa pribadi, kehidupan sosial kemampuan belajar, dan perencanaan
karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan
norma-norma yang berlaku.
Dengan
demikian, bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk anak, baik
secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang dengan optimal
dalm bimbingan pribadi, bimbingan sosial, belajar, dan karier melalui berbagai
jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.[3]
B.
Tujuan
Bimbingan dan Konseling Anak
Bimbingan
dan konseling bertujuan membantu anak mencapai tugas-tugas perkembangan secara
optimal semgai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih lanjut, tujuan
bimbingan dan konseling adalah membantu indiidu dalam mencapai kebahagiaan
hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan, kehidupan yang produktif dan efektif dalam
masyarakat, hidup bersama dengan individu-individu lain, serta menciptakan
harmoni antara cita-cita dengan kemampuan ang mereka miliki.[4]
Tujuan
umum dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah sama denga tujuan pendidikan
sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 2/1998, tentang Sistem Pendidikan Nasional
yaitu: “Terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.[5]
Secara khusus layanan Bimbingan dan Konseling
bertujuan untuk membantu anak agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan
meliputi aspek pribadi dan sosial, belajar dan karier. Bimbingan Pribadi dan
Sosial adalah bimbingan ini dapat membantu anak dalam memecahkan
masalah-masalah pribadi sosial. Bimbingan Belajar tujuan dan tugas pengembangan
pendidikan melalui kegiatan bermain sambil belajar yang mencakup pengembangan
kemampuan dasar dan pembentukan perilaku. Bimbingan karir adalah bimbingan yang
membantu anak dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah-masalah
karir, seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman
kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan
pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karir
yang dihadapi secara sederhana.
Bimbingan pribadi – sosial dimaksudkan untuk
mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi – sosial dalam mewujudkan
pribadi yang taqwa, mandiri, dan bertanggung-jawab. Bimbingan belajar
dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan
karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.
Bimbingan konseling juga membantu tercapainya
segala aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan bagi anak. Baik
aspek akademik, bakat dan minat, emosional, sosial dengan teman, penyesuaian
diri di lingkungan yang baru, menemukan jati diri dan sebagainya, tentunya akan
lebih baik jika proses pelaksanaanya diarahkan sejak dini agar tercapai segala
aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan anak yang maksimal. Dari semua itu
disinilah perlunya guru Bimbingan dan Konseling (BK) di pendidikan anak usia
dini dan taman kanak-kanak dalam membantu mengidentifikasi permasalahan peserta
didik dan membantu tercapainya segala aspek perkembangan peserta didik di
pendidikan anak usia dini atau di taman kanak-kanak.
Lembaga ini bertanggung jawab terhadap
perkembangan fisik, motorik, kognitif, dan mental spiritual. Agar apa yang
dibebankan kepada guru pendidikan anak usia dini atau taman kanak-kanak dapat
dilaksanakan sesuai dengan harapan maka diperlukan bimbingan dan konseling
dilembaga tersebut.[6]
C.
Hubungan
antara Konselor dengan Anak
Di
dalam melakukan layanan bimbingan pada anak, konselor senantiasa perluter
mempertimbangkan berbagai karakteristik dan permasalahan yang dimiliki anak,
karena setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda. Selain itu, anak juga
memiliki latar belakang keluarga yang berbeda. Perlakuan konselor dalam
membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak dan memfasilitasi tumbuh kembang
anak agar mencapai perkembangan yang optimal perlu dilakukan diantaranya dengan
cara:
1. Menerima
anak apa adanya. Konselor harus menerima semua kelebihan dan kekurangan yang
ada pada diri anak. Dengan menerima anak apa adanya maka ketika konselor akan
menentukan langkah bimbingan yang akan ditempuh disesuaikan dengan kemampuan
yang dimiliki anak.
2. Memperlakukan
anak dengan penuh kasih sayang. Perlakuan konselor yang penuh kasih sayang
merupakan cara yang baik untuk menghilangkan rasa takut dan cemas pada diri
anak sehingga anak dapat merasa tenang dan ada yang melindungi.
3. Tidak
menuntut anak untuk menunjukkan perubahan perilaku dengan segera. Karena setiap
anak memiliki kemampuan yang berbeda, maka perubahan perilaku pada setiap anak
memiliki kemampuanyang berbeda, maka perubahan perilaku pada setiap anak
memakan waktu yang berbeda pula. Dengan adanya perbedaan ini maka konselor
tidak harus menuntu anak untuk segera memperbaiki perilakunya tetapi konselor
perlu sabar dan terus menerus membantu memperbaiki permasalahan yang dihadapi
anak.
4. Tidak
memaksa anak untuk memenuhi apa yang diinginkan konselor. Selayaknya konselor
memperhatikan setiap aspek kebutuhan anak dan tidak menuntut anak untuk
mengikuti apa yang diinginkan konselor. Konselor perlu berperan sebagai
fasilitator pertumbuhan dan perkembangan anak.[7]
D.
Konseling
Anak dalam Kelompok
Layanan
konseling kelompok memungkinkan anak memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan
penempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui
dinamika kelompok. Fugsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling
kelompok ialah fungsi pengentasan. Pada dasarnya layanan konseling kelompok
merupakan konseling yang diselenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan
dinamika kelompok yang terjadi di dalam kelompok itu. Masalah-masalah yang
dibahas merupakan masalah perorangan yang muncul di dalam kelompok itu, yang
meliputi berbagai masalah dalam segenap bidang bimbingan (yaitu bidang
bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier).
Seperti
konseling perorangan, setiap anggota kelompok dapat menampilkan masalah yang
dirasakan. Masalah-masalah tersebut dilayani melalui pembahasan yang intensif
oleh seluruh anggota kelompok, masalah demi masalah satu persatu, tanpa
terkecuali, sehingga semua masalah terbicarakan. Selanjutnya layanan bimbingan
kelompok dan konseling kelompok merupakan dua jenis layanan yang saling
keterkaitannya sangat besar.
Keduanya
menggunakan dinamika kelompok sebagai media kegiatannya. Apabila dinamika
kelompok dikembangkan dan dimanfaatkan secara efektif di dalam ke dua jenis
layanan itu, maka hasil yang dapat diharapkan dicapai melalui ke dua jenis
layanan itu secara bersama-sama, kecuali hal-hal yang bersangkut paut dengan “pemahaman” (berbagai fungsi pokok
bimbingan kelompok) dan “pengentasan masalah” (sebagai fungsi pokok konseling
kelompok) adalah suasana kejiwaan yang sehat, antara berkenaan dengan
spontanitas, perasaan positif (seperti senang, gembira, rileks, nikmat, puas,
bangga), katarsis serta peningkatan engetahuan dan keterampilan sosial.
Dalam
kegiatan kelompok (baik layanan bimbingan kelompok maupun konseling kelompok)
hal-hal yang perlu ditampilkan oleh seluruh anggota kelompok adalah:
1. Membina
keakrabatan dalam kelompok;
2. Melibatkan
diri secara penuh dalam suasana kelompok;
3. Bersama-sama
mencapai tujuan kelompok;
4. Membina
dan mematuhi aturan kegiatan kelompok;
5. Ikut
serta dalam seluruh kegiatan kelompok;
6. Berkomunikasi
secara bebas dan terbuka;
7. Membantu
anggota lain dalam kelompok;
8. Memberikan
kesempatan kepada anggota lain dalam kelompok; dan
9. Menyadari
pentingnya kegiatan kelompok.[8]
[1] Anak Agung Ngurah Adhiputra, BIMBNGAN DAN KONSELING Aplikasi di Sekolah
dan Taman Kanak-Kanak, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hal.12
[2] Hamdani, Bimbingan dan Penyuluhan (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hal. 84
[3] Prayitno, Buku Pedoman Bimbingan Konseling (Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah, 2004), hal. 5
[4] Dapartemen Pendidikan Nasional, Bimbingan dan Konseling di Sekolah
(Jakarta: Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 2008),
hal. 7
[5] Op. Cit. Anak Agung Ngurah
Adhiputra, hal. 13
[6] http://astavitano.blogspot.co.id/2013/10/bimbingan-konseling-anak-usia-dini.html
diakses pada pukul 14:14 tanggal 22/09/2016
[7] Op. Cit. Anak Agung Ngurah
Adhiputra hal. 102
[8] Ibid, hal. 40-41