Minggu, 27 November 2016

Bimbingan dan Konseling Anak

Yuhuuuuu aku datang kembali, kali ini aku akan ngebahas mengenai bimbingan dan konseling anak, mari.................

A.     Pengertian Bimbingan dan Konseling Anak
Menurut Natawidjaja, ditinjau secara luas dan menyeluruh bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara bersinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai denagn tuntutan dan keadaan sekolah, keluarga, dan masyarakat pada umumnya. Bimbingan secara umum dapat diartikan sebagai bantuan. Namun pengertan yang sebenarnya, tidak semua bantuan adlah bimbingan. Berdasarkan pasal 25, Peraturan Pemerintah No. 28/1990: “Bimbingan merupakan bantuan yang diberiakan kepada anak dalm rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”.[1]
Menurut W.S. Winkel, konseling merupakan serapan dari kata counselling yang dikaitkan dengan kata counsel, yang berarti nasihat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel), atau pembicaraan (to take counsel). Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu consilium yang berarti dengan dan bersama yang dirangkai menerima atau memahami.[2] Konseling adalah pelayanan bantuan untuk anak, baik secara individual maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang dengan optimal dalam bidang pengembangan kehidpa pribadi, kehidupan sosial kemampuan belajar, dan perencanaan karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Dengan demikian, bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk anak, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang dengan optimal dalm bimbingan pribadi, bimbingan sosial, belajar, dan karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.[3]

B.     Tujuan Bimbingan dan Konseling Anak
Bimbingan dan konseling bertujuan membantu anak mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal semgai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih lanjut, tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu indiidu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan, kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat, hidup bersama dengan individu-individu lain, serta menciptakan harmoni antara cita-cita dengan kemampuan ang mereka miliki.[4]
Tujuan umum dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah sama denga tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 2/1998, tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu: “Terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.[5]
Secara khusus layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membantu anak agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi dan sosial, belajar dan karier. Bimbingan Pribadi dan Sosial adalah bimbingan ini dapat membantu anak dalam memecahkan masalah-masalah pribadi sosial. Bimbingan Belajar tujuan dan tugas pengembangan pendidikan melalui kegiatan bermain sambil belajar yang mencakup pengembangan kemampuan dasar dan pembentukan perilaku. Bimbingan karir adalah bimbingan yang membantu anak dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir, seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karir yang dihadapi secara sederhana.
Bimbingan pribadi – sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi – sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri, dan bertanggung-jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.
Bimbingan konseling  juga membantu tercapainya segala aspek-aspek  pertumbuhan dan perkembangan  bagi anak. Baik aspek akademik, bakat dan minat, emosional, sosial dengan teman, penyesuaian diri di lingkungan yang baru, menemukan jati diri dan sebagainya, tentunya akan lebih baik jika proses pelaksanaanya diarahkan sejak dini agar tercapai segala aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan anak yang maksimal. Dari semua itu disinilah perlunya guru Bimbingan dan Konseling (BK) di pendidikan anak usia dini dan taman kanak-kanak dalam membantu mengidentifikasi permasalahan peserta didik dan membantu tercapainya segala aspek perkembangan peserta didik di  pendidikan anak usia dini atau di taman kanak-kanak.
Lembaga ini bertanggung jawab  terhadap perkembangan fisik, motorik, kognitif, dan mental spiritual. Agar apa yang dibebankan kepada guru pendidikan anak usia dini atau taman kanak-kanak dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan maka diperlukan bimbingan dan konseling dilembaga tersebut.[6]

C.     Hubungan antara Konselor dengan Anak
Di dalam melakukan layanan bimbingan pada anak, konselor senantiasa perluter mempertimbangkan berbagai karakteristik dan permasalahan yang dimiliki anak, karena setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda. Selain itu, anak juga memiliki latar belakang keluarga yang berbeda. Perlakuan konselor dalam membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak dan memfasilitasi tumbuh kembang anak agar mencapai perkembangan yang optimal perlu dilakukan diantaranya dengan cara:
1.    Menerima anak apa adanya. Konselor harus menerima semua kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri anak. Dengan menerima anak apa adanya maka ketika konselor akan menentukan langkah bimbingan yang akan ditempuh disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki anak.
2.    Memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang. Perlakuan konselor yang penuh kasih sayang merupakan cara yang baik untuk menghilangkan rasa takut dan cemas pada diri anak sehingga anak dapat merasa tenang dan ada yang melindungi.
3.    Tidak menuntut anak untuk menunjukkan perubahan perilaku dengan segera. Karena setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda, maka perubahan perilaku pada setiap anak memiliki kemampuanyang berbeda, maka perubahan perilaku pada setiap anak memakan waktu yang berbeda pula. Dengan adanya perbedaan ini maka konselor tidak harus menuntu anak untuk segera memperbaiki perilakunya tetapi konselor perlu sabar dan terus menerus membantu memperbaiki permasalahan yang dihadapi anak.
4.    Tidak memaksa anak untuk memenuhi apa yang diinginkan konselor. Selayaknya konselor memperhatikan setiap aspek kebutuhan anak dan tidak menuntut anak untuk mengikuti apa yang diinginkan konselor. Konselor perlu berperan sebagai fasilitator pertumbuhan dan perkembangan anak.[7]

D.     Konseling Anak dalam Kelompok
Layanan konseling kelompok memungkinkan anak memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan penempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Fugsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling kelompok ialah fungsi pengentasan. Pada dasarnya layanan konseling kelompok merupakan konseling yang diselenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang terjadi di dalam kelompok itu. Masalah-masalah yang dibahas merupakan masalah perorangan yang muncul di dalam kelompok itu, yang meliputi berbagai masalah dalam segenap bidang bimbingan (yaitu bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier).
Seperti konseling perorangan, setiap anggota kelompok dapat menampilkan masalah yang dirasakan. Masalah-masalah tersebut dilayani melalui pembahasan yang intensif oleh seluruh anggota kelompok, masalah demi masalah satu persatu, tanpa terkecuali, sehingga semua masalah terbicarakan. Selanjutnya layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok merupakan dua jenis layanan yang saling keterkaitannya sangat besar.
Keduanya menggunakan dinamika kelompok sebagai media kegiatannya. Apabila dinamika kelompok dikembangkan dan dimanfaatkan secara efektif di dalam ke dua jenis layanan itu, maka hasil yang dapat diharapkan dicapai melalui ke dua jenis layanan itu secara bersama-sama, kecuali hal-hal yang bersangkut paut  dengan “pemahaman” (berbagai fungsi pokok bimbingan kelompok) dan “pengentasan masalah” (sebagai fungsi pokok konseling kelompok) adalah suasana kejiwaan yang sehat, antara berkenaan dengan spontanitas, perasaan positif (seperti senang, gembira, rileks, nikmat, puas, bangga), katarsis serta peningkatan engetahuan dan keterampilan sosial.
Dalam kegiatan kelompok (baik layanan bimbingan kelompok maupun konseling kelompok) hal-hal yang perlu ditampilkan oleh seluruh anggota kelompok adalah:
1.    Membina keakrabatan dalam kelompok;
2.    Melibatkan diri secara penuh dalam suasana kelompok;
3.    Bersama-sama mencapai tujuan kelompok;
4.    Membina dan mematuhi aturan kegiatan kelompok;
5.    Ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok;
6.    Berkomunikasi secara bebas dan terbuka;
7.    Membantu anggota lain dalam kelompok;
8.    Memberikan kesempatan kepada anggota lain dalam kelompok; dan
9.    Menyadari pentingnya kegiatan kelompok.[8]



[1] Anak Agung Ngurah Adhiputra, BIMBNGAN DAN KONSELING Aplikasi di Sekolah dan Taman Kanak-Kanak, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hal.12
[2] Hamdani, Bimbingan dan Penyuluhan (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hal. 84
[3] Prayitno, Buku Pedoman Bimbingan Konseling (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, 2004), hal. 5
[4] Dapartemen Pendidikan Nasional, Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta: Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 2008), hal. 7
[5] Op. Cit. Anak Agung Ngurah Adhiputra, hal. 13
[6] http://astavitano.blogspot.co.id/2013/10/bimbingan-konseling-anak-usia-dini.html diakses pada pukul 14:14 tanggal 22/09/2016
[7] Op. Cit. Anak Agung Ngurah Adhiputra hal. 102
[8] Ibid, hal. 40-41

Tidak ada komentar:

Posting Komentar